INDERANEWS, PANGKALPINANG, – Kelompok radikal di grup FB Bangka Belitung bermunculan nge-bully artikel saya kemarin.
Teman saya pendukung ISIS/MIT/JAD yang menggunakan cover FPI Babel langsung japri ke saya merespon artikel kemarin.
Latar belakang sosial budaya pedesaan Babel mirip Sulawesi Tengah yaitu:Penganut sinkretisme masih ada karena Islamisasi dan Kristenisasi setengah matang.
Basis Masyumi
Kelompok Islam moderat (NU dan Muhammadiyah) pasif dalam merespon isu-isu lokal dan nasional.
Wahabisasi dan radikalisasi sampai ke desa-desa.
Komposisi muslim dan non muslim 70:30.
Masalah ekonomi (kemiskinan, pengangguran) dan kecemburuan sosial dan ketidakpuasan kepada pemerintah.Babel memiliki 950 pulau. 470 pulau sudah memiliki nama, sedangkan sisanya 480 pulau tidak bernama.
Tentu saja Babel juga punya banyak jalur-jalur laut tikus dan pelabuhan-pelabuhan kecil.
Sebab itu, dari dulu Babel “aman” bagi penyeludup yang menyamar jadi nelayan untuk memasukkan dan menjual barang-barang, hasil bumi dan pasir timah dari dan ke Malaysia, Singapura dan Batam.
Pulau-pulau kecil yang belum punya nama dan belum terjamah, biasanya lepas dari pantauan pemerintah, sangat ideal untuk dijadikan tempat persembunyian dan pelatihan teroris.
Selain itu jaringan teror sendiri sudah punya orang di Babel (Pangkalpinang, Sungailiat, Muntok) yang menyamar menjadi aktivis FPI dsn pendukung HRS. Mereka terhubung dengan FPI Sumsel.
Sudah lama Babel menjadi tempat kriminalitas yang dilakukan oleh orang-orang dari Sumbagsel, dikarenakan akses transportasi dari Babel ke Sumatera relatif mudah melalui jalur-jalur tikus dan pelabuhan-pelabuhan kecil.
Modus seperti ini bisa juga dilakukan oleh jaringan teror.
Perbedaan Babel dan Sulteng (Poso), di Babel belum pernah meletus kerusuhan.
Sumber : Ayik Heriansyah