INDERANEWS, JAWABARAT, Pada dasarnya, kelas menengah adalah orang-orang yang tingkat intelektualnya tinggi. Mereka rasional, pragmatis, terbiasa mengakses informasi dan bersifat terbuka sehingga mereka sulit didoktrin.
Oleh karena itu, kelompok radikal melemahkan semua hal itu dengan cara menanamkan rasa benci dan permusuhan kepada pihak ketiga untuk dijadikan musuh bersama. Pihak ketiga ini adalah pemerintah dan NU.
Selain butuh saluran aktualisasi diri, kelas menengah juga membutuhkan wahana eksistensi dan pengakuan dari komunitas mereka.
Untuk itu mereka perlu tampil beda dengan cara melawan arus. Kelompok radikal dan kelas menengah bertemu pada isu-isu yang melawan pemerintah dan NU tapi dengan latar belakang yang berbeda.
Jadi motif radikalisme kelas menengah PNS, karyawan BUMN dan swasta sebenarnya karena mereka ingin eksis dan mendapat pengakuan. Motif psikososial.
Radikalitas kelas menengah PNS, karyawan BUMN dan swasta masih rendah, namun kalau dibiarkan kadarnya akan meningkat.
Sebaiknya kontra radikaliasme dan deradikalisasi di birokrasi, BUMN dan swasta dilakukan dengan cara-cara soft, birokratif dan bertahap. Birokratif maksudnya perlu intervensi dari atasan, termasuk rekrutmen pengurus masjid, mushala dan lembaga ZIS kantor.
PNS, karyawan BUMN dan swasta yang terpapar radikalisme dikurangi sedikit demi sedikit dari jajaran pengurus diganti dengan yang moderat. (PUTRA ARDIANSYAH)
Sumber : Ayik Heriansyah selaku Pengurus LD PWNU Jawa Barat